Rabu, 19 November 2014

SUARA HATI POHON HIAS



 Aku rindu ia, gemericik air yang jatuh membuatku tenang. Ada damai yang terasa saat alunan air yang jatuh dari langit itu menyentuh tanah lalu terserap olehku, membasahi kulit dan menelusup ke dalam rongga pori tanah.

Tentu tak akan ada lagi muram durja, karena kan ada senyum bahagia jikalau mendapat air berlimpah dari atas langit. Segar terasa katanya, karena sudah lama pucuk di ujung dahan dan ranting menghitam gosong tak bertemu sahabat sejati sang air.

Sebenarnya air banyak tersedia di dalam toren air, bak mandi atau kran air, namun sayang tak ada yang bisa mengantarkannya untuk sampai ke tubuhku. manusia-manusia itu amat sibuk bahkan amat lalai hingga acuh padaku. Pohon-pohon tanaman hias yang menggantung dan berjejer di pekarangan rumahnya, padahal setiap hari dan setiap pagi dilewati.

Tidak ada komentar: