Aku rindu ia, gemericik air yang jatuh membuatku
tenang. Ada damai yang terasa saat alunan air yang jatuh dari langit itu
menyentuh tanah lalu terserap olehku, membasahi kulit dan menelusup ke dalam
rongga pori tanah.
Tentu tak akan ada lagi muram durja, karena kan ada senyum
bahagia jikalau mendapat air berlimpah dari atas langit. Segar terasa katanya,
karena sudah lama pucuk di ujung dahan dan ranting menghitam gosong tak bertemu
sahabat sejati sang air.
Sebenarnya air banyak tersedia di dalam toren air, bak
mandi atau kran air, namun sayang tak ada yang bisa mengantarkannya untuk
sampai ke tubuhku. manusia-manusia itu amat sibuk bahkan amat lalai hingga acuh
padaku. Pohon-pohon tanaman hias yang menggantung dan berjejer di pekarangan
rumahnya, padahal setiap hari dan setiap pagi dilewati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar