Selasa, 07 Oktober 2014

AJAIB


Ada sebuah keajaiban pada blog sederhana ini, di bulan memasuki September terjadi peningkatan pada jumlah postingan. Gimana nggak ajaib coba? yang dari biasanya perbulan Cuma bisa posting tulisan diangka berkisar satuan dan belum ada belasan apalagi puluhannya. Maka di bulan September ini, aku berhasil membuat 15 tulisan yang diposting *prok prok prok. Ya, walau banyak yang nggak ngerti arti dan maksud  tulisan ini. Tapi setidaknya ada sebuah peningkatan dan perbaikan yang dilakukan oleh tubuh kurus kering ini. Yihaa.. 

Tapi memang banyak hal yang melatarbelakangi postingan blog di September ini bisa meningkat 50 % dari bulan-bulan sebelumnya. Adalah aneka macam hal dan peristiwa yang dialami selama sebulan ini yang mau tidak mau harus dihadapi agar terlewati. Semuanya memberi banyak pelajaran, mulai dari sebuah penekanan, penolakan, pencarian, penantian, pergulatan, kebahagiaan, kemumetan dan semuanya yang terjadi pada diri pribadi. 

Katanya memang kalau orang sedang terpuruk, dimana kondisi sedang down, dimana jiwa sedang galau, dimana hati sedang gundah gulana, dimana pikiran lagi mumet nggak karuan, dimana otak lagi suntuk, dimana kebosanan hidup menyerang, dimana mata tak fokus menatap, dimana bahagia dirasa cuma sekejab, dimana harapan belum menjadi nyata, dimana semua masalah itu menyerang lalu menimpa diri sampai jatuh lalu tersungkur dalam. 

Maka disitulah sebuah pergulatan bin pemberontakan jiwa dan hati bisa hadir menjadi sebuah karya. Baik itu karya hebat, fenomenal, sederhana, biasa bahkan biasa banget alias nggak penting dan nggak guna. Tapi semua itu adalah bukti kadang jiwa butuh cambukan, motivasi dan sentilan dulu untuk menjadi lebih baik dan terbaik di hari nanti, agar semua menjadi berarti dan penuh arti, tak hanya tong kosong yang melompong.  

Selain itu juga, ada lagi yang melatarbelakanginya yaitu masih saja terus muncul banyak pertanyaan yang belum dimengerti dan dipahami dengan baik tentang segala hal yang melintas, lewat dan berseliweran di depan mata juga pikiran. Sehingga muncullah aneka ragam tulisan aneh agak absurd yang diposting ke blog.  Pada intinya semoga semua itu berujung pada sebuah pendewasaan pribadi, supaya lebih dekat dengan pemilik ruh di raga ini. Aamiin…

ESENSI TUGAS AKHIR

Buat apa sih kita nulis-nulis tugas akhir, skripsi, tesis dan lain sebagainya. Pengen banget bisa berguna tulisan yang sudah susah payah ini dibuat dan diselesaikan. Sedih kalau cuma numpuk nganggur di lemari. Padahal waktu, tenaga, materi sudah tak terhitung keluar dalam menemani proses penyelesaian tugas akhir ini. 

Siapa bilang nggak kepake? Memang sih kepake buat referensi adik-adik kelas mahasiswa kelak. Ngebantu mereka dalam menemukan referensi, data dan lain sebagainya. Tapi masa iya sih hanya sebatas itu? berputar hanya disekitar situ. Mbok ya gahul dikit gitu, misal bisa jadi referensi penelitian tingkat provinsi, nasional bahkan internasional gitu. Bisa jadi solusi pemecahan masalah tertentu. Kendalanya salah satunya selain memang ilmu pribadi masih sangat cetek sekali, udah seusia ini masih saja bergelut pada masalah remeh temeh, esensi sebuah hidup dan segala pemikiran yang suka aneh berseliweran di otak. 

Malu hati rasanya kalau hanya berkutat disitu-situ ajah. Padahal rasa deg-degannya itu memiliki getaran skala ricther yang dahsyat di jantung. Bahkan sampai nggak bisa tidur dan nggak enak makan  di detik-detik menjelang ujian sidangnya. Menghadapi penguji dengan aneka ragam karakter dan pertanyaan yang kadang suka bikin blank duluan sebelum dijawab. Ya akibat grogi sih, tapi kalau pede dan menguasai materi oke-oke saja. 

Maka dari itu, pengen rasanya ada perubahan. Mendobrak kebiasaan yang melekat dan terlanjur berkarat ini pada tugas akhir. Dimana hanya sekedar penyelasain tugas kampus untuk memperoleh ijazah. Sekedar penggugur kewajiban tanpa ada implikasi dan aplikasi nyata di lapangan. Sekedar pemenuh rak di perpustakaan, lalu dibanting-banting dan berdebu karena menganggur tak ada yang merapihkan di gudang saja diam dengan setia. Kan nggak banget kalau terus menerus kaya gini. Males dan nggak ada kemajuannya. Jalan di tempat ajah gitu? Iihhh, kalau ceritanya kayak gini mending bisnis komersil ajah. Jelas untungnya, jelas ruginya. Tanpa perlu berkutat membuka buku, mencantumkan catatan kaki, mencari teori, seminar proposal, bimbingan sama dosen dan segala printilan lain-lainya. 

Jadi pada intinya harus ada perubahan nyata di depan. Tak elok Cuma begitu-begitu saja. Datar tak bergelombang, seperti durian tak ada durinya. Maka buat saja perubahan itu menjadi nyata, jangan biarkan air mengalir pada datar saja. Biarkan ia terjun bebas, melewati arus dan batu besar. Kalau sakit, ya biar saja. Biar belajar, lalu berpikir dan berpikir agar bertemu jalan perbaikannya dan meningkat kemampuan juga kualitasnya. 

Aduh ojan, berubah dan perubahan itu nggak mudah loh. Pasti akan lebih berat dan menegangkan cerita di dalamnya. Tapi kan memang ada harga, juga ada kualitas. Beda loh antara sepatu murah dan sepatu mahal.  Makanya nggak semua orang mau berubah dan mengubah yang kurang menjadi lebih, yang jelek menjadi bagus. Pengorbananya ituh nggak gampang. Pasti akan lebih banyak cucuran keringat dan darah di sana. Udah siap? Yakin bisa melewatinya? Yakin bisa selesai?. Ya kalau belum dicoba mana tahu. Hidup yang tak pernah dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan.