Rabu, 19 November 2014

BALADA NASI GOLENG



Benarlah kata pepatah jika ada kemauan pasti ada jalan, jika ada usaha maka akan terbuka jalan keluar. Maka jika ada masalah janganlah mundur dan ragu untuk maju. Tetaplah tegak berdiri hadapi masalah dan segala rintangan dengan kemauan juga usaha, kerja keras untuk memperbaiki dan menyelesaikannya.

Ada cerita seorang anak bernama Ngalamin yang tengah lapar lalu berniat membeli nasi goreng. Saat sampai di tukang nasi goreng, dengan pedenya Ngalamin memesan satu porsi pada si abang nasgornya.

“Bang, nasi goleng satu…”

Mendengar itu abang nasgor menoleh ke sumber suara, tiba-tiba satu lapak itu tertawa bersama para pembeli lainnya karena mendengar suara cadel Ngalamin.

Ngalamin malu, marah dan menangis karena ditertawakan. Padahal perutnya sudah lapar dan perih tapi dia terlanjur malu, dia pun pulang dengan tangan kosong karena tak jadi beli nasgor. Malam itu juga Ngalamin memutuskan berlatih mengucapkan nasi goreng dengan baik dan benar. Sampai begadang larut malam, dan bertekad tak mau tidur sebelum behasil.

“Nasi goleng, nasi goooleng, nasi gooooleng, nasi gooooooleng, nasi gooooooooooleng, nasi gooooooooreng…”

Berkali-kali  berlatih akhirnya bisa juga dia mengucapkan nasi goreng. Maka malam harinya ia pun segera kembali ke tukang nasi goreng.

“Bang, nasi goreng satu…”

“Pakai telor apa ngga?”

“Nasi goreng pakai telol…”

Kembalilah Ngalamin ditertawakan khalayak ramai. Dan ia malu bukan kepalang, karena kata telor belum dipelajarinya. Lidahnya masih kaku tak terlatih mengucap telor. Maka dia kembali berlatih.

“Nasi goreng pakai telol, pakai telool, pakai telooooll, pakai teloooool, pakai telooooooool, pakai telooooooor…”

Percaya diri benar Ngalamin, lega bukan main. Kata telor berhasil dia ucapkan. Maka malam besoknya dia kembali lagi.

“Bang, pesan nasi goreng pakai telor…”

“Telornya di dadar apa ngga?”

“Nasi goreng pakai telor di dadal…”

Whats! Ngalamin keceplosan, dan dia kembali ditertawakan karena mengucapkan kata dadal. Otaknya tak ingat untuk berlatih bilang kata dadar dengan benar. Maka Ngalamin kembali kecewa nasi goreng itu belum bisa dia nikmati kelezatannya, gara-gara banyak huruf R di kata-kata yang belum lidahnya pelajari dan melatihnya supaya lentur. Ngalamin pun kembali berlatih, mengucapkannya.

“Nasi goreng pakai telur didadal, dadall, dadalllll, dadallllll, dadalllllll, dadalllllllllll, dadalllllllll, dadaaaaaarrrr…”

Kembalilah dia percaya diri, untuk datang ke tukang nasi goreng membuktikan bahwa dia bisa mengucapkan dan memesan nasi goreng dengan lengkap dan benar.

“Bang, pesan nasi goreng pakai telor didadar…”

Senyum lebar penuh bangga menyelimuti abang tukang nasi goreng, melihat semangat Ngalamin yang pantang menyerah mengucapkan huruf R. Maka dengan senang hati abang tukang nasi goreng pun akan membuatkan nasi goreng spesial untuknya.

“Nasi goreng ini harganya Sembilan ribu lima ratus, uang kamu sekarang kan sepuluh ribu nih. Jadi kembalinya berapa coba?” Tanya abang nasi goreng yang sengaja mengetes Ngalamin.

“Mmmm….” Ngalamin berpikir, kalau dia bilang kembali lima latus pasti akan ditertawakan lagi, karena memang dia belum berlatih untuk mengucapkannya. Maka otaknya berputar untuk mencari solusi lain agar tak mengulangi kesalahan yang sama. Bisa-bisa nasi gorengnya tak jadi lagi untuk dibawa pulang.

“Gope bang…” ucap Ngalamin dengan yakin

Semua pun tertawa dan Ngalamin berhasil membawa nasi gorengnya ke rumah dengan bangga karena berhasil melewati masalah kecadelan lidahnya dengan berlatih, berlatih dan terus berlatih. Hehehe

*Jika ada kemauan pasti ada jalan. Setelah kesulitan akan datang kemudahan…

Tidak ada komentar: