Rabu, 19 November 2014

DAMAI



Kemana pergi damai? Tak hinggap lagi, tak sudi mampir dan tak betah lama untuk tinggal.
Kemana dia? Saat pikir tak bisa diajak jalan bersama dengan fisik. Saat otak tak juga mau diam agar lelap bersama raga untuk istirahat.

Bagaimana ini dibuat? Fisik seolah lelah, tapi pikir terasa tak juga mau sejenak tertidur. Malah yang terjadi terus saja menerawang, mencerna segala hal yang sedang terjadi dan telah terlewati.
Harus seperti apa? Berat terasa raga melangkah, terasa ingin lelap saja di atas kasur, mata sulit untuk terbuka, terus saja ingin terpejam dan tertidur.

Tapi alam pikir ini tak juga mau diam dan tenang. Sejenak saja, ia seolah enggan untuk itu. segala hal masih saja terus berseliweran dipikiran, segalanya terus saja dihubung-hubungkan, semuanya masih saja disambung-sambungkan antara ini dan itu, sampailah kemudian logika berperang sendiri dengan hati.

Aneh memang saat fisik dan pikir tak bisa sama-sama satu arah. Berbeda jalan dan berbeda tujuan. Keduanya bentrok tak bisa menyatu. Sampailah kemudian pada kata bernama lelah, antara fisik dan pikir. Lelah yang membuat apa-apa menjadi berat dan tak mudah untuk dilakui.

Lalu saat dirunut semuanya, ternyata ada beban tugas yang banyak sekali menunggu untuk dikerjakan agar diselesaikan. Pikir ini selalu tertuju pada itu, tapi sayangnya fisik ini tak juga jalan untuk itu, karena tiba-tiba ada hal yang tak terduga untuk lebih didahulukan dan diutamakan lebih dulu.

Inilah akibat penundaan yang terus saja masih dilakui padahal tahu dan mengerti bahwa jika beban terus saja ditunda maka berat si beban akan semakin banyak menumpuk dan lebih lama terurai selesainya.

Wahai damai kembalilah kemari, ke dasar hati uang kini tengah gundah karena lelah menyelimuti.
Kembalilah untuk tinggal lebih lama, agar damai menjadi permanen di dalamnya. Bukan sekedar mampir lalu pergi lagi, apalagi sekedar pura-pura kemudian pergi lagi. Diamlah untuk selamanya, tinggallah untuk lebih lama, agar semua terasa sejuk, teduh dan menentramkan sehingga pikir dan fisik bisa berjalan searah dengan satu tujuan yang sama.

Tidak ada komentar: