Sabtu, 05 Juli 2014

CERITA LALU



Dulu sekali betapa keren jika kulihat seorang kuli tinta menulis berita, opini, imaji dan aneka tulisan yang dibuat. Betapa hebat, cerdas dan seksi.  Sampai profesi  tersebut menjadi mimpi tersendiri buatku. Terlebih jika tulisan itu bisa sampai terasa membumi ke dasar. Lalu membuat pembacanya merasa tercerahkan pikirannya, menalar lebih luas dan lebih dalam lalu tergerak karena terinspirasi.

Namun faktanya kelamaan banyak hal yang tak bisa lagi dianggap keren, para kuli tinta ini beberapa ada yang yang sekedar menulis sesuai target, menulis sesuai tradisi, membuat berita sesuai pesanan atau bahkan membuat opini sekedar mencari sensasi, tanpa ada siratan hikmah atau pancaram kebenaran dan kejujuran dari sebuah data dan informasi. Pada intinya hanyalah sebuah pemenuh halaman sebuah halaman Koran atau surat kabar.

Tak ada nilai yang ingin di bagi apalagi inspirasi yang di tebar. Sekedar pesan dari sebuah pesanan yang ditulisnya. Bahkan jemari pun tak kalah hebat dengan tajamnya lidah. Karena darinya pula bisa lahir sebuah fitnah, berita dusta untuk menjatuhkan kubu lawan. Atau pun segala pencitraan diri yang biasa nan datar tak istimewa saja bisa jadi luar biasa karena dibungkus menarik nan unik.

Lalu jika seperti itu maka buku teks petunjuk pemakaian sebuah minyak gosok jauh lebih guna manfaatnya ketimbang tulisan sang jurnalis. Mungkin karena hidup memang harus realistis atau sengaja menggusur dan mengubur idealis demi hidup pragmatis.
4 Ramadhan 1435

DUA PULUH LIMA




Sudah dua puluh lima tahun aku hidup tapi masih banyak yang belum aku mengerti semua tentang hidup.  Berjejalan  makanan ku masukkan ke mulut memenuhi laparnya perut tapi tetap saja masih banyak yang tak ku mengerti tentang hidup.

Sudah dua puluh lima tahun aku hidup tapi masih banyak yang belum aku mengerti semua tentang hidup. Beribu langkah kaki menapaki tanah di bumi, berjalan berputar berkeliling kemana-mana lalu kembali pulang ke rumah tapi masih saja banyak yang belum ku mengerti tentang hidup.

Sudah dua puluh lima tahun aku hidup tapi masih banyak yang belum aku mengerti semua tentang hidup.  Jutaan waktu terbuang terpakai untuk tidur menenggelamkan lelah, akan penatnya otak yang sering kali melantur, tapi masih saja banyak yang belum ku mengerti tentang hidup.

Sudah dua puluh lima tahun aku hidup tapi masih banyak yang belum aku mengerti semua tentang hidup. Berjuta ribu liter air telah mengairi dahaga, membasahi kerongkongan membantu darah tetap cair dan mengalir tapi masih saja banyak yang belum ku mengerti tentang hidup.

Sudah dua puluh lima tahun aku hidup tapi masih banyak yang belum aku mengerti semua tentang hidup. Aneka kata yang hilir mudik terbawa udara ke telinga, mulai fakta hingga isu semata, tapi tetap saja masih banyak yang belum ku mengerti tentang hidup.

Sudah dua puluh lima tahun aku hidup tapi masih banyak yang belum aku mengerti semua tentang hidup. Beragam objek telah tertangkap panca indera di kepala serupa kamera, dengan kapasitas memori tak terkira, tapi tetap saja masih banyak yang belum ku mengerti tentang hidup.

Sudah 25 tahun
Dan kelak akan bertambah setahun
Kembali begitu selalu
Kecuali jika kiamat datang lebih dulu
Atau justru mati yang lebih awal menjemputku
                                                                                                        7 Ramadhan 1435

SEKEDAR KATA




Ini hanya kata bukan mantra orang jatuh cinta
Sekedar kata pemulih jiwa

Ini hanya kata bukan sihir guna-guna manusia
Sekedar kata pelipur lara

Ini hanya kata bukan puja untuk dewa-dewa
Sekedar kata penghibur duka

Ini hanya kata bukan senandung sebuah lagu
Sekedar kata penyembuh luka

Ini hanya kata bukan headline seputar berita
Sekedar kata penyuka sastra

Ini hanya kata bukan kumpulan kata mutiara
Sekedar kata tak sarat makna

Ini kata
Sekedar kata
Yang munculnya sering tiba-tiba



5 Ramadhan 1435