Rabu, 19 November 2014

GALAU AKUT



Ada manusia yang senang memberikan sinyal tentang kondisi yang dialaminya. Memberikan pertanda tentang apa yang dirasa dan tengah dialaminya. Bisa lewat status atau gambar BBM, whats app, line atau status media sosial dan lain-lainnya. Mulai dari memasang gambar hitam pekat, keluh-kesah di status, mengumpat aneka kata, karena merasa gamang nan resah dengan semuanya. 

Sinyal atau pertanda yang diperlihatkan ke publik ini, seolah mencari perhatian orang lain. Tapi faktanya sebagian dari orang yang berlaku seperti ini justru saat ditanya tak mau menjawab. Entah karena memang tak mau bercerita atau orang yang bertanya bukan yang diharap dan dimaksud.

Tapi memang setiap orang beda karakter, beda sifat juga tingkah lakunya. Tak semua orang saat galau mau bercerita dan menceritakan lalu menumpahkan keluh kesahnya. Maka siap-siaplah bertelinga tebal saat kau tengah mencoba ingin membantu temanmu yang tengah galau akut namun justru dia bukan hanya diam tapi mendaratkan kata-kata yang sedikit mengagetkan seolah tak terima dengan niat membantumu.

“Kenapa? Tak ada kabar. Ada masalah? “

“Apa untungnya buat anda untuk Tanya-tanya. Saya bisa sendiri, nggak usah urus masalah saya, rasanya banyak hal lain yang penting yang  lebih baik anda urusi. Saya bisa mengurus diri sendiri”

JLEB!

Nah kalau sudah dia bilang seperti itu baiknya diam saja, jangan justru dikasih nasihat. Orang model ini tak mempan untuk diberi masukan saat ini. Jika kau memaksa untuk tetap memberikan masukan maka yang terjadi adalah “Simpan saja kata-kata anda mungkin orang lain lebih membutuhkan karena saya tak pantas dan tak tepat menerimanya…”
Hehehe…

Kadang memang tak semua orang senang atau suka diingatkan dalam kebaikan. Merasa digurui dan diceramahi, merasa di siram dengan tamparan kata, merasa diajari karena diri sudah besar, umur pun sudah dewasa. Jadi  tak perlu lagi diajar-ajari orang, apalagi digurui karena masa sekolahnya pun sudah lewat lama.

Padahal seorang atlet profesional sekalipun membutuhkan pelatih ahli untuk membantunya berlatih guna membantunya tetap stabil dan mahir. Tak akan bisa dia berlatih sendiri walau sekalipun juara dunia telah dikantonginya.

Banyak hal sebenarnya yang membuat orang galau. Mulai dari harapan dan mimpi yang belum juga terwujud, diputus cinta, dibohongi orang terpercaya, masalah yang tak juga menemukan titik terang, hutang dimana-mana dan lain-lainnya. Dimana semua penyebab ini menjadi tak selera makan, tak selera mengerjakan tugas, inginnya selalu menagis, merasa menderita, terasa ditimpa batu besar, dada terasa sempit seolah terhimpit batu kali. Pokoknya semua tak ada enak-enaknya.

Banyak hal juga pelampiasaan orang-orang yang tengah dirundung galau alias gelisah nan resah. Diam menyendiri di kamar, menangis tersedu di bawah bantal, kesal dan marah pada nyata yang harus dihadapi dan dilewati, pergi berkelana yang jauh, curhat sesunggukan ke orang terdekat, menangis berhari-hari, marah-marah karena kecewa berat, bahkan kalau tak kuat melewati galau bisa gila dan hilang akal atau mati bunuh diri.

Pada intinya galau akan terus ada dan tetap ada jika rasa syukur kita sangat sedikit dalam hidup. Selain itu galau akan semakin menjadi-jadi saat rasa syukur kita sangat minim, jika dipresentasekan rasa syukur tak sampai 50 persen dari pengharapan yang telah dibuat. Makanya galau terus saja mendera, tak juga mau padam apalagi hilang. Jadi besarkan rasa syukurmu, karena pribadi yang bersyukur tak perlu galau saat yang dicita-citakan dan idam-idamkan belum terwujud. Yakinlah saja semua akan baik-baik saja, terlebih rasa syukur ini akan lebih mendamaikan dan membuat pribadi manusia menjadi kaya hati tak penuh emosi diri. 
 

Tidak ada komentar: