Anekdot tentang jin dan tiga permintaannya begitu
banyak ceritanya. Terlebih ada sebuah iklan yang sering menggunakan anekdot ini
untuk promosi produknya. Salah satu cerita yang amat menarik adalah tentang
sebuah keinginan sukses yang instan alias tanpa perlu proses kerja keras panjang,
susah payah banting tulang juga jatuh bangun, juga keinginan memiliki
kesenangan dunia yang diburu nafsu liar. Maka jadilah seperti
ini:
Ada asap yang membumbung tinggi saat sebuah batu
diusap oleh Binsar yang tak sengaja menemukannya di gunung saat berkelana.
“Hahaha… sebutkan tiga permintaanmu anak muda!” mahluk besar hitam legam mengagetkan Binsar.
“Saya ingin menjadi orang kaya raya…” Ucap Binsar tanpa mau menyia-nyiakan kesempatan.
Sekali anggukan berpeti-peti emas bertumpuk di sekitar
Binsar dan kuda tunggangannya. Senyum lebar menghiasi Binsar, bahkan kini
kudanya pun memakai aksesoris emas lengkap sampai ujung kakinya.
Ditepuk-tepuklah kudanya Karena bangga dan senang bukan kepalang.
“Kedua, saya ingin memiliki wajah tampan rupawan…”
Sekali anggukan jin, wajah Binsar langsung berubah dan
jauh berbeda dari sebelumnya. Tak ada kaca untuk membuktikan permohonannya
dikabulkan om jin. Tapi memang perubahan itu Nampak saat Binsar meraba wajahnya
dengan tangannya sendiri. Rahangnya kini lebih lancip, hidungnya mancung,
alisnya tebal, giginya rapi tak lagi jarang, bibirnya tipis dan puas sekali
hati Binsar setelah meraba wajahnya itu. Tentu akan banyak wanita tergila-gila padanya.
“Nah, permintaanmu tinggal satu anak muda. Cepat
sebutkan!”
“Hmmm…” agak malu Binsar untuk mengatakan permintaan yang
ketiga, karena memang di luar kebiasaan dia ingin menjadi laki-laki sejati yang tidak hanya tampan juga kaya tapi "kuat". Tanpa ragu dan tanpa hati-hati Binsar membiarkan nafsunya lari sembarang.
“Janganlah kau malu-malu anak muda. Sebutkanlah saja!
Akan ku kabulkan semuanya!”
“Saya ingin punya saya seperti kuda tunggangan saya”
Om jin tak langsung menganggukkan kepala, dia sedikit
diam dan mengernyitkan dahinya karena sedikit bingung dan aneh.
“Kau yakin anak muda?”
“Yakin…”
“Baiklah, tapi untuk permintaan ketigamu ini baru bisa
berubah setelah kau bangun dari tidur di pagi hari…” Om jin mengangguk sambil
tersenyum sinis ke arah Binsar.
Sudah tiga permintaan yang disebutkan Binsar. Om jin
pun hilang tanpa bekas. Buru-buru Binsar turun gunung untuk kembali ke rumahnya
dan ingin segera bisa melihat perubahan dari pemintaan ketiganya.
Sampai di rumah, lelah menyelimuti tubuhnya. Karena ia
menggotong banyak sekali peti emas. Tak
terasa dia pun tertidur dan ayam telah berkokok menandakan pagi telah datang.
Binsar langsung membuka mata, dan ingat pada ucapan om jin kemarin.
Buru-burulah Binsar menuju cermin lalu membuka celananya.
Whats!
Kaget bukan kepalang Binsar setelah berkaca, sampai
dia pun pingsan dan tak sadarkan diri. Setelah sejam berikutnya Binsar kembali
sadar lalu kembali berkaca dan dia pun pingsan lagi. Berkaca lagi sampai pingsan
lagi, tak bisa menerima kenyataan pahit di depannya. Binsar lupa dan baru tersadar bahwa kuda tunggangannya
adalah kuda betina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar