Hijaunya
rumput tak selalu menyejukkan mata, hijaunya rumput tak otomatis meneduhkan
mata. Malah bisa jadi, bukan sejuk apalagi teduh yang dirasa setelah melihat
rumput, tapi rasa iri, melas dan paling menderita sendiri yang didapat. Kok
gitu? Kenapa bisa begitu? karena yang dilihat adalah rumput tetangga, yang lalu
dibandingkan dengan rumput yang tumbuh di halaman sendiri.
Menjadi hal
keren dan seru yang mengasikkan kalau bisa melakukan sesuatu yang belum pernah
kita lakukan dan kita impikan. Rasanya
seru melihat orang lain bisa kerja sambil jalan-jalan keliling pulau-pulau di
Indonesia, rasanya keren bisa kerja di lingkungan Istana mendampingi Pak
Presiden bertugas memimpin Negara, rasanya hebat bisa menjadi artis terkenal
jago berakting, bernyayi dan banyak uang, rasanya gagah bisa memakai seragam
PNS bekerja di kementerian ternama, rasanya oke bisa kerja di bank dengan gaji
lumayan.
Faktanya
semua ini tak sekeren yang dibayangkan. Kita bilang ini keren karena memang belum
merasakannya, kita tak berada di dalamnya, kita tak bisa berada di sana. Coba
kalau sudah ada di dalamnya maka yang terdengar adalah kata CAPEK! Kata itulah
yang terlontar dari mulut mereka. Kok ya
bisa? Ternyata benar kalau rumput tetangga memang lebih hijau dan bikin silau.
Padahal kan enak kerja sambil jalan-jalan, padahal kan keren bisa kenal pak
presiden, padahal kan hebat bisa masuk PNS, padahal kan hebat jadi artis banyak
duit. Kenapa bisa capek sih? Kan susah loh gak semua orang dan sembarang orang
bisa kaya gitu. Emang iya, tapi namanya kerja ya capek. Nggak ada kerja yang
nggak capek. Semua membawa beban dan tanggung jawab yang besar dan beresiko.
Apalagi jika
kerjaan ini memakan banyak waktu, membutuhkan energi lebih, sering mengorbankan
perasaan sendiri, tak sesuai kata hati, di bawah tekanan, tak bebas
berpendapat, di jegal sana-sini, penjilatan dimana-mana, teman makan teman, tak
sesuai passion, tak ada imbalan berlebih, tak ada waktu bersama keluarga dan
lain-lainnya.
Maka jikalau
kini kau merasa menderita dan terasa rumput tetangga di sekitarmu lebih hijau. Cobalah menunduk sejenak lalu pejamkan mata. Hijaunya rumput tetangga, masih lebih
hijau rumput di halaman sendiri jika kau mau dengan sepenuh hati merawat, menyirami dan memupuknya.
Agar bisa tumbuh dengan indah, subur bahkan menumbuhkan bunga. Namun sayangnya, karena kau acuh lalu pura-pura lupa
tak peduli padanya, kemudian kau pun merasa rumput tetangga lebih hijau dan
bagus. Padahal tanpa kau tahu lebih dalam, rumput tetangga di sana telah mengering, gersang dan tak terurus. Jadi masihkah kau ingin menukar hidupmu dan menjadi orang lain?