Rumah sakit Jiwa (RSJ) kepenuhan pasien, parahnya justru pasien baru terus berdatangan dan ini membuat para dokter bingung untuk menampung. Sampai kemudian seluruh dokter di rumah sakit rapat mencari solusi metode penyembuhan. Lalu mereka pun memutuskan untuk mengajak seluruh pasien berlibur ke pinggir sungai untuk refreshing. Berharap dari refreshing ini ada pasien yang bisa sembuh dan segera pulang.
Senanglah
mereka para pasien bisa melihat air mengalir, sampai kemudian ada salah satu pasien
RSJ yang bernama Martin begitu gembira bermain di pinggir sungai. Namun
sayangnya tiba-tiba dia terpeleset dan tercebur tenggelam di sungai. Para suster dan dokter panik, sedangkan
pasien-pasien yang lain berlarian ketakutan. Tapi hebatnya ada satu pasien RSJ
bernama Abdur yang tiba-tiba membuka baju lalu berenang ke sungai. Abdur tergerak
inisiatifnya untuk menyelamatkan Martin yang tenggelam. Keesokan harinya dokter kembali melakukan
rapat bersama, karena melihat perkembangan pesat yang terjadi pada Abdur. Abdur
yang kemarin mencoba menolong Martin yang tenggelam ini dilihat dokter sebagai sebuah kemajuan pesat dan dokter
menganggap Abdur sudah sembuh karena
sudah jalan nalar di otaknya dan bisa segera pulang. Lalu dipanggillah si Abdur
oleh dokter.
“Abdur
kamu sudah bisa pulang besok…”
“Sungguhkah?”
mata Abdur berbinar karena senang
“Ya
karena kamu sudah sembuh jadi bisa pulang, buktinya kamu kemarin sudah bisa menolong
Martin yang tercebur ke sungai…”
“Terimakasih
dokter”
“Iya, kamu
bisa kembali pada keluargamu di rumah. Tapi sayangnya teman kamu Martin yang kamu
tolong itu kini sudah tiada. Dia meninggal dunia kemarin, Martin di temukan
tewas gantung diri di pohon”
“Loh dokter
salah… itu bukan gantung diri! Tapi
memang sengaja saya gantung supaya cepet kering”
*sumber: ketawaketiwiBetawi