Bermula dari rasa ingin memperkenalkan lebih dekat
lagi sosok mulia ini kepada para siswa/I MI ku di sekolah. Membuatnya mengingat
dan mengingat lagi siapa idola yang seharusnya menjadi teladannya. Siapa yang
harus ditirunya, siapa yang harus dicontohnya dan siapa yang harus diikutinya.
Membuka alam bawah sadar mereka, menyentuh hati mereka
yang masih bersih, memeluk jiwa mereka yang masih suci pada sosok nyata yang
sungguh mulia, Rasulullah SAW. Manusia hebat yang membantu manusia di bumi untuk
menemukan cahaya hakiki.
Maka pagi menjelang siang, aku putuskan untuk
memutarkan nasyid karya Hijjaz yang berjudul Rasulullah pada jam pelajaran
Sejarah Islam. Pada awalnya sekedar ingin merefreshingkan otak siswa/I habis
ujian tengah semester minggu lalu. Rasanya bosan sekali jika mereka harus
kembali belajar materi, mengerjakan soal juga latihan yang sudah mereka lahap
di minggu yang lalu. Lalu kuputuskan saja, materi pelajaran hari ini adalah menulis lirik lagu nasyid Rasulullah. Simple
dan penuh makna. Sekaligus juga membantu mereka untuk lebih tahu, kenal, suka, rindu lalu
mencintai Sang Nabi dengan setulus hati agar terserap masuk ke dalam sanubari.
Sebelum dimulai memutarkan lagunya dari laptop dan
sound sederhana yang kubawa ke ruang kelas. Maka sedikit kuberikan intro pada
mereka, melemparkan sebuah pertanyaan sederhana untuk merangsang daya pikir dan
nalar mereka pada inti materi yang akan kusampaikan hari ini.
“Kenapa sih kita harus mencintai Rasulullah?
Rasulullah wafat di tahun 11 Hijriah dan sekarang sudah masuk 1435 Hijriah.
Berarti sudah seribu empat ratus dua puluh empat tahun yang lalu. Ia
meninggalkan dunia, tapi kenapa kita masih harus mencintai dan mencontoh
akhlaknya sampai saat ini. Padahal ribuan tahun telah terlewati…”
Jawaban yang terlontar dari mulut mungil mereka
sederhana saja, katanya karena Rasulullah utusan Allah, karena biar masuk
surga, karena Rasulullah baik, karena biar kita nggak dosa. See! Sederhana
sekali bukan. Maka kubuat intro panjang untuk menjawab pertanyaan yang tadi aku
ajukan pada mereka. Nanya sendiri jawab sendiri kerajinan banget ya, hehehe.
“Coba kita pikir, apa jadinya Islam jika Rasulullah
itu lemah dan cengeng. Saat dilempari batu oleh Kafir Quraisy, saat dilempari
kotoran oleh musuhnya, saat diludahi oleh orang yang membencinya, saat harus
bersembunyi di dalam gua tsur yang gelap karena mendapat ancaman akan dibunuh
oleh kaum Quraisy. Jika Rasulullah cengeng, lemah, tak kuat dan tak tegar maka
Islam tak akan ada sampai saat ini. Dengan
sabar berjuang, berkorban jiwa raga Rasulullah tetap mensyiarkan Islam
walau harus bertaruh nyawa. Masih ingatkah kalian, siapa yang disebut-sebut
Rasulullah saat detik-detik sakaratul maut? Bukan Khadijah, bukan Aisyah, bukan
Fatimah, bukan Ali bin Abi Thalib, bukan Abu Bakar Assidiq. Tapi Ummati,
Ummati, Ummati. Umatnya yang tak pernah bersua dengannya tapi begitu
mencintainya, umatnya yang tak pernah bertemu dengannya tapi begitu
merindukannya. Maka masihkah ada alasan bagi kita untuk tidak mencintainya?
Buktikanlah kalau kalian memang umatnya nabi Muhammad…”
Seluruh siswa/ I diam, walau masih ada yang tetap saja
bercanda dan asik main lempar-lemparan kertas. Ya namanya juga anak-anak,
setengah dari mereka bisa fokus saja sudah lumayan. Maka langsung saja, sebelum
diputar lagunya aku meminta mereka untuk menunduk, merenung, lalu memejamkan
mata membayangkan seolah-olah ada Rasulullah di dekat mereka.
Saat lagu itu diputar, mereka tadinya masih
tertawa-tawa, senyum-senyum nggak jelas. Aku juga tak memaksa mereka untuk menangis.
Tapi, AJAIB! Tak lama dua menit kemudian menunduknya mereka semakin dalam,
lirik lagu nasyid ini mungkin mulai terserap ke otak dan hati bersih mereka.
Dan satu persatu mata para siswa berkaca-kaca bahkan ada yang sampai meneteskan
air mata. Mengalir deras pun juga ada, mereka menutup mukanya. Mungkin malu
atau tak mau ketahuan, kalau mereka ikut juga terharu.
Tapi semoga ini bisa menjadi bibit baru yang
bisa tumbuh di hati mereka untuk lebih tahu dan mencintai RasulNya. Sehingga
kelak bibit ini bisa bertumbuh, bertambah lalu berkembang dengan baik di
sanubari mereka, bahwa jangan mudah menyerah berjuang, jangan mudah berputus
asa, ingatlah bahwa ada Rasulullah yang kelak akan menanti di pintu syurga
menyambut UmatNya yang mencintai dan merindukannya.
Lirik Lagu Rasulullah - Hijjaz
Album : Cahaya Ilahi
Rasulullah dalam mengenangmu
Kami susuri lembaran sirahmu
Pahit getir perjuanganmu
Membawa cahaya kebenaran
Rasulullah dalam mengenangmu
Kami susuri lembaran sirahmu
Pahit getir perjuanganmu
Membawa cahaya kebenaran
Engkau taburkan pengorbananmu
Untuk umat mu yang tercinta
Biar terpaksa tempuh derita
Cekalnya hatimu menempuh ranjaunya
Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlak mu
Tidak terbalas segala jasa mu
Sesungguhnya engkau Rasul mulia
Tabahnya hatimu menempuh dugaan
Mengajar erti kesabaran
Menjulang panji kemenangan
Terukir nama mu di dalam Al-Quran
Rasulullah kami umatmu
Walau tak pernah melihat wajah mu
Kami cuba mengingatimu
Dan kami cuba mengamal sunnah mu
Kami sambung perjuanganmu
Walau kita tak pernah bersua
Tapi kami tak pernah kecewa
Allah dan Rasul sebagai pembela
Untuk umat mu yang tercinta
Biar terpaksa tempuh derita
Cekalnya hatimu menempuh ranjaunya
Tak terjangkau tinggi pekertimu
Tidak tergambar indahnya akhlak mu
Tidak terbalas segala jasa mu
Sesungguhnya engkau Rasul mulia
Tabahnya hatimu menempuh dugaan
Mengajar erti kesabaran
Menjulang panji kemenangan
Terukir nama mu di dalam Al-Quran
Rasulullah kami umatmu
Walau tak pernah melihat wajah mu
Kami cuba mengingatimu
Dan kami cuba mengamal sunnah mu
Kami sambung perjuanganmu
Walau kita tak pernah bersua
Tapi kami tak pernah kecewa
Allah dan Rasul sebagai pembela