Senin, 25 Agustus 2014

IRONI



Banyak lelaki tapi tak seperti lelaki. Katanya menafkahi tapi sebatas jasmani dan melupakan ruhani.

Banyak wanita tapi tak seperti wanita. Cantik secara fisik tapi lisannya lebih sering berbisik sampai mengusik

Banyak guru tapi tak seperti guru. Karena berperilau tak pantas ditiru

Banyak pejabat tapi tak seperti pejabat. Karena seringkali berbuat hal-hal yang tak bermartabat

Banyak pelayan Negara tapi tak seperti pelayan Negara. Karena lebih senang mempersulit 
daripada melayani

Banyak orang kaya tapi tak seperti orang kaya. Karena punya harta tapi sering merasa menderita tak bahagia

Banyak karyawan tapi tak seperti karyawan. Karena bekerja dengan terpaksa hanya demi harta hingga haus jiwa

Banyak rumah tapi tak seperti rumah. Tak teduh karena para penghuninya sering acuh dan berlalu

Banyak orang dewasa tapi tak seperti orang dewasa. Tak mau dibilang tua, merasa muda seolah masih remaja

Banyak mahasiswa tapi tak seperti mahasiswa. Lupa diri menjadi agen perubahan karena lebih senang mencari kerja

Banyak pelajar tapi tak seperti pelajar, karena lebih senang tawuran lalu hajar menghajar sampai bersikap pun menjadi kurang ajar

Sebuah ironi  di negeri sendiri, tentang diri dan banyak pribadi yang sering kali bangga diri, padahal tak ada yang dilakui, agar mampu instropeksi dan tak lagi menghakimi.