Teringat
pidato pak menteri pendidikan yang baru dilantik sebulan lalu “Menjadi guru
adalah bukan sebuah pengorbanan tapi sebuah kehormatan, Guru adalah garda
terdepan pendidikan”. Tapi fakta
mengatakan lain bahwa yang terdepan tak berarti dia akan diutamakan.
Ada yang
lebih utama dari sekedar mengurus nasib guru. Ada Guru yang dipotong gajinya
menjadi setengah karena sudah disertifikasi. Guru yang malu menjadi guru karena
gaji minim, guru yang direndahkan karena tak sekaya muridnya, guru yang
dituntut berkarakter karena pemerintah membuat pendidikan berkarakter, guru
yang dilaporkan ke polisi oleh orang tua siswa karena telah mencubit anaknya
yang malas menulis, guru yang menunggu diangkat PNS, guru yang mengajar tanpa
ruh perubahan, guru yang terpaksa menjadi guru karena menganggur, guru yang
sering menambak nilai siswa, guru yang bingung target apa yang harus dicapai,
guru yang ingin kaya dari profesi guru, guru yang digaji kurang dari 2 juta
padahal per siswanya bayaran lebih dari 1 juta, guru yang dituntut profesional demi
kualitas siswa, guru yang mengajar tanpa hati karena berharap materi, guru yang
sering dimanfaati oknum untuk mau disertifikasi dan membayar SK turun untuk
inpasing, guru yang ini dan itu, guru yang begini dan begitu.
Sampailah
lalu pada masalah berikutnya pada siswa yang menjadi korban. Tak ada yakin yang
ditanam, tak ada percaya yang dipupuk, tak ada berani ang diberi, tak ada
semangat yang diriuhkan, tak ada peduli yang dibiasakan, tak ada teladan yang
baik untuk ditiru. Sehingga pada akhirnya pendidikan hanya berijazah dan tanpa
banyak memberi jasa dalam mempengaruhi karakter setiap anak didiknya.
Maka guru
pun sendiri tak yakin dan ragu sendiri. Akankah ada anak didiknya yang bisa
menjadi manusia mulia dan terbaik? Akankah ada muridnya menjadi manusia hebat?
Akankah ada muridnya yang mendjadi manusia juara? . Jadilah si murid pun
bingung kemana dan dimana jalan masa depannya kelak.
Jika nasib guru tetap segini dan karakter guru
tetap segitu. Maka akan terasa seperti membangun istana di alam mimpi jika
mengharapkan masa depan bangsa secerah mentari pagi, seindah pelangi atau
sedamai senja di sore hari.