Apa kau seorang guru? Dan tersedia papan display untuk
menampilkan karya-karya pada siswa/I di kelas? Jika iya, maka ada yang harus
kamu perhatikan saat melakukan display kelas. Tak bisa sembarang apalagi
asal-asalan. Tak bisa hanya yang bagus saja yang dipasang, tak bisa juga yang
hebat dan keren saja yang terpasang indah.
Bukan berarti karya siswa yang kurang bagus akan
memperjelek suasana ruang kelas. Juga bukan berarti karya siswa yang masih
dibuat anak-anak akan membuat kelas kusam. Namanya juga anak-anak akan masih
panjang fase dia ke depan nanti. Proses perkembangan daya pikir di otaknya
masih memerlukan banyak rangsangan dan stimulus untuk bisa memunculkan karya
terbaiknya.
Terutama jika karya siswa di papan display kelas dilihat
oleh para wali murid. Kau harus berhati-hati saat menjawab pertanyaan dari wali
murid yang mempertanyakan kenapa karya anaknya tak terpasang dan dipasang di
papan?
Jangan sekali-kali seorang guru menjawab dengan enteng
saja tanpa pertimbangan matang. Saat walimurid melemparkan pertanyaan seperti itu.
namanya juga orang tua murid, tentu inginnya anaknya diperhatikan dengan baik
oleh gurunya.
Ada kasus fatal yang tak disengaja telah membuat
kecewa orang tua murid karena jawaban tidak tepat seorang guru yang ditanya
tentang kenapa karya anaknya tersebut tak dipasang di papan display kelasnya.
Dengan enteng, sang guru menjawab “Hanya
karya-karya terbaik yang kami pasang di papan”.
JLEB!
Secara tak langsung jawaban sang guru tersebut
menyudutkan bahwa karya anaknya adalah tak bagus alias jelek dan tak pantas
untuk di pasang di papan display kelas. Alhasil orang tua murid tersebut marah
lalu emosi, karena sakit hati dan jawaban yang tak enak dari guru anaknya
tersebut. Sampai kemudian karena sakit hati orang tua murid tersebut
memindahkan anaknya dari sekolah itu ke sekolah lain.
SEE!
Padahal sebenarnya tak ada niat jahat guru itu untuk
mengatakan anak tersebut bodoh sehingga membuat orang tua murid berpikir karya
anaknya jelek dan tak pantas untuk dipasang. Mungkin karena lain hal, sehingga
kata-kata yang keluar adanya ya seperti itu.
Padahal bisa digunakan kata-kata yang lebih diplomatis, seperti: : “Karena papannya sempit, jadi karya-karya siswa yang belum terpasang nanti akan di rolling di bulan depan…” atau “Karya-karya siswa lain yang belum sempat terpasang di papan display menjadi dokumen kelas untuk ditampilkan nanti saat event tertentu”.
Padahal bisa digunakan kata-kata yang lebih diplomatis, seperti: : “Karena papannya sempit, jadi karya-karya siswa yang belum terpasang nanti akan di rolling di bulan depan…” atau “Karya-karya siswa lain yang belum sempat terpasang di papan display menjadi dokumen kelas untuk ditampilkan nanti saat event tertentu”.
Kalau saja guru tersebut berpikir panjang dan bisa lebih hati-hati, maka tentu guru bisa menjawab dengan perkataan yang lebih pantas tanpa menyinggung hati sang orang tua murid, jadi tak sampai jatuh korban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar