Kamis, 27 November 2014

SAKIT HATI DISPLAY KELAS


Apa kau seorang guru? Dan tersedia papan display untuk menampilkan karya-karya pada siswa/I di kelas? Jika iya, maka ada yang harus kamu perhatikan saat melakukan display kelas. Tak bisa sembarang apalagi asal-asalan. Tak bisa hanya yang bagus saja yang dipasang, tak bisa juga yang hebat dan keren saja yang terpasang indah.

Bukan berarti karya siswa yang kurang bagus akan memperjelek suasana ruang kelas. Juga bukan berarti karya siswa yang masih dibuat anak-anak akan membuat kelas kusam. Namanya juga anak-anak akan masih panjang fase dia ke depan nanti. Proses perkembangan daya pikir di otaknya masih memerlukan banyak rangsangan dan stimulus untuk bisa memunculkan karya terbaiknya. 

Terutama jika karya siswa di papan display kelas dilihat oleh para wali murid. Kau harus berhati-hati saat menjawab pertanyaan dari wali murid yang mempertanyakan kenapa karya anaknya tak terpasang dan dipasang di papan?

Jangan sekali-kali seorang guru menjawab dengan enteng saja tanpa pertimbangan matang. Saat walimurid melemparkan pertanyaan seperti itu. namanya juga orang tua murid, tentu inginnya anaknya diperhatikan dengan baik oleh gurunya.

Ada kasus fatal yang tak disengaja telah membuat kecewa orang tua murid karena jawaban tidak tepat seorang guru yang ditanya tentang kenapa karya anaknya tersebut tak dipasang di papan display kelasnya.

Dengan enteng, sang guru menjawab “Hanya karya-karya terbaik yang kami pasang di papan”.

JLEB!

Secara tak langsung jawaban sang guru tersebut menyudutkan bahwa karya anaknya adalah tak bagus alias jelek dan tak pantas untuk di pasang di papan display kelas. Alhasil orang tua murid tersebut marah lalu emosi, karena sakit hati dan jawaban yang tak enak dari guru anaknya tersebut. Sampai kemudian karena sakit hati orang tua murid tersebut memindahkan anaknya dari sekolah itu ke sekolah lain.

SEE!

Padahal sebenarnya tak ada niat jahat guru itu untuk mengatakan anak tersebut bodoh sehingga membuat orang tua murid berpikir karya anaknya jelek dan tak pantas untuk dipasang. Mungkin karena lain hal, sehingga kata-kata yang keluar adanya ya seperti itu. 

Padahal bisa digunakan kata-kata yang lebih diplomatis, seperti: : “Karena papannya sempit, jadi karya-karya siswa yang belum terpasang nanti akan di rolling di bulan depan…” atau “Karya-karya siswa lain yang belum sempat terpasang di papan display menjadi dokumen kelas untuk ditampilkan nanti saat event tertentu”.

Kalau saja guru tersebut berpikir panjang dan bisa lebih hati-hati, maka tentu guru bisa menjawab dengan perkataan yang lebih pantas tanpa menyinggung hati sang orang tua murid, jadi tak sampai jatuh korban.

Tidak ada komentar: