Pernahkah pikiranmu semrawut? Seperti ada benang kusut
di dalamnya, seperti tak rapih dan butuh udara segar untuk bernafas. Seperti
ada sesak di dada, seolah ada tumpukan batu besar yang membuatnya penuh.
Seperti ada hal aneh yang tak kau tahu itu apa, seolah terus saja memburu ingin
tahu ini dan itu, seolah memaksa harus ini dan itu. Lalu jenuh yang ada
kemudian. Titik bosan yang kau sendiri bingung harus bagaimana dan seperti apa,
sekarang, besok, bulan depan dan nanti.
Jika iya jawabmu, maka buang saja hapemu sejenak.
Cabut saja baterainya sebentar. Sejam, dua jam, sehari, dua hari bahkan
seminggu jika kau kuat dan mampu. Kenapa hape yang harus dibuang? Kenapa hape
yang disalahkan? Padahal itu bukan sumber masalah sesungguhnya. Padahal bukan
itu biang kerok keladinya. Padahal bukan itu asal muasal. Dan kenapa harus
hape?
Adakah hape sungguh sumber semrawut dan mumetnya
pikirmu. Adakah benar hape sumber kesesakan hati dan dadamu? Apa hubungan ini
dan itu. Apa korelasi hape dengan semuanya?
Coba saja resep ini. Buka casing hapemu, lalu cabut
baterainya, kemudian lepas dan taruh ia di dalam laci. Tarik nafas dan lakukan
kegiatan lain. Tak usah ingat hape untuk sejenak, tak perlu kau tarik kembali
lagi laci untuk mengambil hape. Tak perlu kau gatal dan ingat hape. Lakukan
saja hal lain. Apa saja, sesuai yang kau suka. Sesuai yang kau inginkan. Sesuai
hobi dan minatmu, yang selama ini terganjal dan tertunda gara-gara hape,
gara-gara gatal ingat hape. Baru sebentar membaca, lihat hape. Baru sebentar
bercengkrama lihat hape, baru sebentar mengaji ingat hape, baru semenit menulis
lihat hape, baru lima menit mengetik lihat hape, belum selesai tugas ingat hape,
baru selesai shalat lihat hape sampai doa pun kadang akhirnya lebih sering
lewat status bbm dan sosial media. Ketimbang curhat langsung pada Sang Pemilik
ruh dan otak manusia yang telah membuat hape.
Adakah kau seperti itu? adakah sungguh kau ingin
sejenak tenang dan kembali normal? Maka lakukan itu saja dulu. Cabut baterei
hapemu, simpan ia di laci dan lupakan sementara waktu. Karena sungguh rasa
ingin tahumu tentang ini dan itu terlalu besar dan sering kali dituruti, karena
sungguh rasa penasaran bin kepo membuatmu akan semakin banyak terus menduga-duga
dan prasangka, karena sungguh inilah yang membuat tenang pergi tak juga mau
kembali.
Sampai kemudian membuatmu tak mau mengaji, sampai kau
pun lupa untuk memberi, sampai kau pun tak tahu dan tak lagi peduli, sampai kau
sibuk sendiri, sampai kau tak tahu kabar-kabari orang-orang di lingkungan sekitar
sendiri, sampai kau pun tak tahu ada saudara sebelah rumah yang sakit hati,
sampai kemudian kau pun akan tersentak kaget kalau-kalau ternyata ada tetangga
kampung sebelah yang telah mati bunuh diri.
Lalu sampai kapan terapi ini dilakukan?
Sampai tenang hati dan tak sumpek lagi, sampai jiwa
sehatmu kembali hadir. Sampai kau tahu bahwa dunia di sekitar dan sekelilingmu
luas. Walau pun memang mbah google terasa luas dan menjangkau yang tak
terjangkau, walaupun internet memudahkan yang tak mudah, walaupun memang semua
itu membuatmu tahu dan semakin tahu. Tapi sungguh hape dan internetmu tak bisa
membuat mumet dan sumpek di dada dan kepalamu berhenti di satu titik bernama
TENANG.
Tunggu apa lagi. Cabut saja baterai hapemu dan lupakan
hape!
Lakukanlah yang selama ini telah lupa kau lakukan dan
kau tinggalkan lama. Maka perlahan sumpek bin mumet itu akan berganti TENANG, hasil
bercengkrama nyata dengan pemilik ruh dalam ragamu yang selama ini lupa
gara-gara hape.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar