Sabtu, 05 Juli 2014

CERITA LALU



Dulu sekali betapa keren jika kulihat seorang kuli tinta menulis berita, opini, imaji dan aneka tulisan yang dibuat. Betapa hebat, cerdas dan seksi.  Sampai profesi  tersebut menjadi mimpi tersendiri buatku. Terlebih jika tulisan itu bisa sampai terasa membumi ke dasar. Lalu membuat pembacanya merasa tercerahkan pikirannya, menalar lebih luas dan lebih dalam lalu tergerak karena terinspirasi.

Namun faktanya kelamaan banyak hal yang tak bisa lagi dianggap keren, para kuli tinta ini beberapa ada yang yang sekedar menulis sesuai target, menulis sesuai tradisi, membuat berita sesuai pesanan atau bahkan membuat opini sekedar mencari sensasi, tanpa ada siratan hikmah atau pancaram kebenaran dan kejujuran dari sebuah data dan informasi. Pada intinya hanyalah sebuah pemenuh halaman sebuah halaman Koran atau surat kabar.

Tak ada nilai yang ingin di bagi apalagi inspirasi yang di tebar. Sekedar pesan dari sebuah pesanan yang ditulisnya. Bahkan jemari pun tak kalah hebat dengan tajamnya lidah. Karena darinya pula bisa lahir sebuah fitnah, berita dusta untuk menjatuhkan kubu lawan. Atau pun segala pencitraan diri yang biasa nan datar tak istimewa saja bisa jadi luar biasa karena dibungkus menarik nan unik.

Lalu jika seperti itu maka buku teks petunjuk pemakaian sebuah minyak gosok jauh lebih guna manfaatnya ketimbang tulisan sang jurnalis. Mungkin karena hidup memang harus realistis atau sengaja menggusur dan mengubur idealis demi hidup pragmatis.
4 Ramadhan 1435

Tidak ada komentar: