Selasa, 12 Agustus 2014

MARAH UCAPAN MANUSIA



Jika kau marah karena ucapan manusia. Maka buang saja marahmu karena memang manusia itu terbatas akalnya, tak panjang nalarnya, tak cermat pikirnya, tak tenang jiwanya, tak jernih hatinya.
 
Manusia sering kali hanya terselimuti nafsu dilisannya, ucapnya pun terbungkus prasangka, bicaranya terhelai gundah gulana. Maka biar saja lidah manusia-manusia itu menceracau tak jelas, berkicau nyaring membicarakan kejelekan orang lain, berbicara seenak jidat karena memang tak jauh pikirnya bukan karena merasa peduli tapi memang hanya nafsu yang sering diturutinya.

Walau terkadang baik hatinya, peduli terlihat, ringan memberi, gemar berderma. Tapi khilaf dan lalai sering kali terjadi lalu mencederai kebaikannya yang dulu-dulu. Maka biar saja dengan ucapannya, menceracau hingga memekakkan telinga seolah menyayat duka pada hati yang sendu. Karena memang nafsunya sedang menyelimuti lisannya saat itu.

Maka biar saja ucapnya berkicau dan kembalilah berlalu pada sebuah nyata bahwa manusia terbatas akalnya hingga lisan tak bisa mengucap baik. Walau kau merasa sakit di hati, kecewa merasa maka buang saja sakitmu. Dan kembali pada sebuah hakikat bahwa manusia memang dibungkus nafsu pada seluruh sendi anggota tubuhnya, hingga jika tak dijaga maka ia akan berlari liar menggelinding dan menghantam segala batas pagar norma hidup.

Tidak ada komentar: