Saat kau terlanjur sayang pada sesuatu, baik pada manusia atau pada
harta/benda maka kau pun akan takut untuk kehilangannya. Harus bagaimana nanti, kalau tiba-tiba hal
yang di sayang itu menghilang dan raib. Sedih pasti terasa, bukan Cuma kulitnya
tapi sampai masuk ke tulang sum-sum.
bahasan kali ini adalah terlanjur sayang pada harta.
Ada yang mengotot dengan keras sampai urat keluar, bicara lantang sekuat
tenaga mempertahankan dan menjaga harta agar tak jatuh ke tangan orang lain. Apalagi
jika orang itu adalah pendatang. Orang
baru yang tiba-tiba hadir lalu dengan enaknya menikmati harta yang susah payah
telah dijaga dan dipertahankan oleh keluarga.
Saat kau takut kehilangan harta, adalah sejatinya itu musibah untuk
dirimu. Karena harta adalah benda yang kelak akan menjadi tanggung jawabmu di
sana. Harta itu barang titipan bukan barang kepunyaan pribadi. Maka saat hartamu yang kini ada di tanganmu
itu adalah amanah untuk mau dibawa kemana. Kebaikankah atau kesesatankah? Semua
kau yang atur sebagai orang yang dititipi bukan memiliki. Maka garis bawahi
saja dulu, agar kelak saat harta yang di sayang itu hilang kau tak sampai sakit
dan jatuh terpuruk karena terlanjur sayang, karena harta hanya titipan saat
yang sejatinya adalah pemiliknya itu
mengambilnya kau tak kalang kabut stress emosi jiwa.
Sejatinya raga yang kini ruhmu tempati juga bukan milikmu. Tapi
milikNya, kau? Hanya dipinjami, dititipi dan diamanahi untuk dipakai dan dijaga
tapi bukan untuk dipunyai, sampai lupa diri. Maka semua titipan yang sekarang
tengah Dia pinjami padamu, jangan dimiliki sendiri bagilah barang sedikit jika
bisa lebih akan lebih baik. toh itu pula yang akan kembali pada dirimu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar