Minggu, 08 Juni 2014

STOP TIPU-TIPU


Banyak kali orang kreatif di negeri ini. Mencari rezeki dari berbagai cara dan upaya. Sayangnya ada yang melewati batasan. Meraup rezeki mencari untung dengan memanfaatkan segala cara. Sampai lalu tak sadar merugikan orang lain. Ada cerita tentang ini, tentang sebuah tipuan yang memanfaatkan kelalaian orang lain sebagai triknya. Dari sebagian besar tipuan yang banyak beredar di masyarakat, berikut dua jenis penipuan yang pernah penulis alami sendiri. Walau tak rugi secara materi tapi masbro dan mbasis bisa bersikap hati-hati ke depan.
 
Iklan lem benang Teh Celup

Berawal dari iseng baca iklan lowongan kerja iklan baris di Koran. Awalnya cuek tapi pas mata menangkap ada angka komisi tujuh juta per 100 box langsung segar tiba-tiba. Lem benang teh celup 7juta per box bisa dikerjakan di rumah lagi. Wow! Gak perlu kerja 8 jam perhari senin sampai jumat dengan gaji hanya 2-3 juta, belum lagi macet jalan raya.fiyuh  Jauh! Jadi iklan tadi kesimpulannya cukup menarik dicoba maka segeralah sms di kirim ke nomor di iklan tersebut mencari informasi.

Nggak perlu waktu lama menunggu balasan. Dari panjangnya sms yang diterima ada syarat mendaftar Rp. 5.000 segala perlengkapan mengelem bahkan di tanggung perusahaan. Iklan menarik ini lalu saya sharelah ke sodara-sodara di rumah. “Coba googling dulu, masa perusahaan teh ga punya pegawai pabrik buat nempelin benang”. Alhasil segeralah searching dan faktanya dari berbagai berita yang di dapat. Ini PENIPUAN!. Para korban yang sudah lebih duluan tertipu ini ternyata bukannya disuruh ngelem benang teh celup tapi mereka malah disuruh sebarin brosur teh!. Intinya mereka bukan mencari orang yang bisa ngelem benang teh celup TAPI orang yang bisa menyebarkan brosur alias SALES bro!
 
Informasi Siswa baru

Bulan-bulan kemarin ini banyak kali ibu-ibu atau bapak-bapak yang sering datang ke sekolah penulis, untuk sekedar meminta brosur lalu Tanya-tanya atau membeli formulir pendaftaran siswa baru. Dan saat sekolah sudah menutup pendaftaran siswa baru ini, tiba-tiba datang seoarang wanita dengan perawakan agak gemuk bilang bahwa dia mencari informasi pendaftaran siswa baru untuk tahun ajaran di tahun depan. 2015 Wow! rajin kali si ibu cari informasi untuk pendidikan anaknya ini. 

Tak ada yang mencurigakan awalnya, secara penampilan ibu ini oke juga apalagi jemarinya penuh cincin emas bo!. Segala macam ditanya bahkan bukan sekedar bertanya dia juga mencatatnya. Dan yang tak kalah penting dari dalam tasnya dia mengeluarkan aneka brosur sekolah yang sudah dia kunjungi. Lebih dari lima sekolah ternyata yang sudah dia datangi. Seolah-olah dia memang serius pake banget ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya ini. Pembicaraan pun lama-lama mengarah ke hal ini, tak lagi seputar sekolah kami tapi Dia segera membanding-bandingkan antara sekolah satu dengan sekolah lain. Awalnya gak curiga karena setidaknya penulis jadi tahu gaya promosi dan program sekolah lain. Sampai lalu dia meminta untuk melihat kelas lalu pamit pulang.

Semua terasa baik-baik saja tak ada yang janggal. Tapi kemudian tersadarkan dengan satu hal. HELLO! Kalau kita ini memang niat cari dan survey sekolah-sekolah, nggak mungkin dong secara logika kita kasih unjuk brosur sekolah lain ini ke sekolah yang sedang kita kunjungi.  JENG! Ini yang menjadi titik sadar bahwa si ibu ini memang punya niat tipu-tipu. Ya alhamdulillahnya saat si ibu ini datang penulis tak dalam keadan teledor  menaruh HP di meja atau menaruh uang sembarang. FIYUH!

Terlebih pernah dengar kasus ada ibu-ibu yang ingin memasukkan anaknya ke suatu sekolah dan sudah membawa uang bergepok-gepok lalu meminta ditunjukkan kelas-kelasnya. Saat diantar untuk survey kelas ini ternyata ada teman yang mengantar si ibu yang mau memasukkan anaknya di sekolah ini, tetap diam di kantor tak ikut serta untuk survey kelas bersama. Alhasil saat si ibu sudah melaksanakan survey kelas lalu pamit pulang, barulah kepala sekolah dan dewan guru tercengang bahwa ternyata ada tas salah satu guru yang raib. HILANG! 


Tidak ada komentar: