Banyak kali orang kreatif di negeri ini. Mencari rezeki dari berbagai cara dan upaya. Sayangnya ada yang melewati batasan. Meraup rezeki mencari untung dengan memanfaatkan segala cara. Sampai lalu tak sadar merugikan orang lain. Ada cerita tentang ini, tentang sebuah tipuan yang memanfaatkan kelalaian orang lain sebagai triknya. Dari sebagian besar tipuan yang banyak beredar di masyarakat, berikut dua jenis penipuan yang pernah penulis alami sendiri. Walau tak rugi secara materi tapi masbro dan mbasis bisa bersikap hati-hati ke depan.
Iklan lem benang
Teh Celup
Berawal dari iseng baca iklan lowongan kerja iklan
baris di Koran. Awalnya cuek tapi pas mata menangkap ada angka komisi tujuh
juta per 100 box langsung segar tiba-tiba. Lem benang teh celup 7juta per box
bisa dikerjakan di rumah lagi. Wow! Gak perlu kerja 8 jam perhari senin sampai
jumat dengan gaji hanya 2-3 juta, belum lagi macet jalan raya.fiyuh Jauh! Jadi iklan tadi kesimpulannya cukup menarik
dicoba maka segeralah sms di kirim ke nomor di iklan tersebut mencari
informasi.
Nggak perlu waktu lama menunggu balasan. Dari
panjangnya sms yang diterima ada syarat mendaftar Rp. 5.000 segala perlengkapan
mengelem bahkan di tanggung perusahaan. Iklan menarik ini lalu saya sharelah ke
sodara-sodara di rumah. “Coba googling dulu, masa perusahaan teh ga punya
pegawai pabrik buat nempelin benang”. Alhasil segeralah searching dan faktanya
dari berbagai berita yang di dapat. Ini PENIPUAN!. Para korban yang sudah lebih
duluan tertipu ini ternyata bukannya disuruh ngelem benang teh celup tapi
mereka malah disuruh sebarin brosur teh!. Intinya mereka bukan mencari orang
yang bisa ngelem benang teh celup TAPI orang yang bisa menyebarkan brosur alias
SALES bro!
Informasi Siswa baru
Bulan-bulan kemarin ini banyak kali ibu-ibu atau
bapak-bapak yang sering datang ke sekolah penulis, untuk sekedar meminta brosur
lalu Tanya-tanya atau membeli formulir pendaftaran siswa baru. Dan saat sekolah
sudah menutup pendaftaran siswa baru ini, tiba-tiba datang seoarang wanita
dengan perawakan agak gemuk bilang bahwa dia mencari informasi pendaftaran
siswa baru untuk tahun ajaran di tahun depan. 2015 Wow! rajin kali si ibu cari
informasi untuk pendidikan anaknya ini.
Tak ada yang mencurigakan awalnya, secara penampilan
ibu ini oke juga apalagi jemarinya penuh cincin emas bo!. Segala macam ditanya
bahkan bukan sekedar bertanya dia juga mencatatnya. Dan yang tak kalah penting
dari dalam tasnya dia mengeluarkan aneka brosur sekolah yang sudah dia
kunjungi. Lebih dari lima sekolah ternyata yang sudah dia datangi. Seolah-olah
dia memang serius pake banget ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya
ini. Pembicaraan pun lama-lama mengarah ke hal ini, tak lagi seputar sekolah
kami tapi Dia segera membanding-bandingkan antara sekolah satu dengan sekolah
lain. Awalnya gak curiga karena setidaknya penulis jadi tahu gaya promosi dan
program sekolah lain. Sampai lalu dia meminta untuk melihat kelas lalu pamit
pulang.
Semua terasa baik-baik saja tak ada yang janggal. Tapi
kemudian tersadarkan dengan satu hal. HELLO! Kalau kita ini memang niat cari
dan survey sekolah-sekolah, nggak mungkin dong secara logika kita kasih unjuk
brosur sekolah lain ini ke sekolah yang sedang kita kunjungi. JENG! Ini yang menjadi titik sadar bahwa si
ibu ini memang punya niat tipu-tipu. Ya alhamdulillahnya saat si ibu ini datang
penulis tak dalam keadan teledor menaruh
HP di meja atau menaruh uang sembarang. FIYUH!
Terlebih pernah dengar kasus ada ibu-ibu yang ingin
memasukkan anaknya ke suatu sekolah dan sudah membawa uang bergepok-gepok lalu
meminta ditunjukkan kelas-kelasnya. Saat diantar untuk survey kelas ini
ternyata ada teman yang mengantar si ibu yang mau memasukkan anaknya di sekolah ini, tetap diam di kantor tak ikut serta untuk survey kelas bersama.
Alhasil saat si ibu sudah melaksanakan survey kelas lalu pamit pulang, barulah
kepala sekolah dan dewan guru tercengang bahwa ternyata ada tas salah satu guru
yang raib. HILANG!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar