Minggu, 05 Oktober 2014

TULISAN ABSURD



Tak perlu semua hal harus  dijelaskan secara real dan nyata.

Tak harus semuanya dibuka secara gamblang dan serba kasat mata.

Biar saja mereka mengartikan sendiri, lalu biar saja mereka berpikir sendiri. Tentang maksud semua tulisan ini, tentang arti semua tulisan ini.

Mandirilah sendiri, tak perlu lagi penjelasan berlebih tentang apa dan kenapa tulisan ini dibuat. Buat saja kesimpulan sendiri tentang yang dilihat dan didengar juga dibaca. Tak perlulah kiranya meminta suapan nasi pada ibu sendiri, padahal tangan masih bisa bergerak dan kaki masih mampu berdiri.

Tapi, kalau salah menafsirkan tulisan bagaimana? Pikiran manusia kan beda-beda.

Biar saja begini. Walaupun tulisan yang ditulis lebih banyak absurdnya. Sampai kemudian tak banyak yang mengerti ini tulisan.

Tapi biar saja begini. Biarpun juga angka grafik di statistik blog edit tidakk kunjung naik dan masih juga bulat telur alias tidak ada yang berkunjung.

Biar saja dahulu. Bahkan, walau yang mengerti kadang tak tertarik meneruskan lalu menghabiskan membaca tulisan ini. kemudian berlalu dan pergi tanpa jejak berarti.

Tapi biar saja begini. Tetap saja menulis, entah absurd atau tidak absurd yang utama adalah latihan jemari supaya gemulai menari di atas keyboard, latihan otak agar lihai meramu kata dan latihan hati agar lapang menghadapi semua.  

Tak inginkah menjadi terkenal lalu puja dan puji dimana-mana. Lalu melupakan keabsuradan ini.

Tak maukah menjadi dikenal lalu sanjung menyanjung dimana-mana. Kemudian melupakan keabsudran ini.

Siapa pula yang ingin dipuja lalu dipuji tapi tak lama dicaci juga dimaki. Siapa pula yang ingin di sanjung lalu menyanjung tapi di belakang panggung etika diri tak dijunjung.

Lalu bagaimana kau mau dikenal jika masih saja absurd. Tak komersil apalagi ngepop. Seperti kolot, tak mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan perubahan yang ada dan sedang ngetrend berkembang.

Maka haruskah seragam sekolah tetap dipakai saat pergi berenang?

Maka haruskah seragam kerja tetap dipakai saat pergi berkebun?

Jika ditanya tentang kaya? Maka siapakah orang yang tak ingin emas? apalagi jika emas bisa datang sendiri tanpa harus digali. Tapi sayang emas tak berkaki, dia tak mampu berjalan sendiri dan butuh proses panjang sebelum sampai ke lemari pribadi.

Tapi uniknya itu, menulis membawa pencerahan sendiri buat diri pribadi. Walaupun hasil tulisan itu absurd dan tak jelas asal juga akhirnya, walaupun juga tulisan itu aneh dan tak ada maknanya. 

Tapi menulis membawa terang di hati, seperti ada pentromak di dalam gelap gulitanya sebuah gua di bawah gunung.

Faktanya juga luka akan mudah sembuh dengan menuliskannya menjadi sebuah tulisan. Jadi bisa dikatakan menulis itu terapi pengobatan buat hati tanpa perlu mengantri ke psikolog dan psikiater untuk konsultasi.

Tidak ada komentar: