Buat apa
sih kita nulis-nulis tugas akhir, skripsi, tesis dan lain sebagainya. Pengen
banget bisa berguna tulisan yang sudah susah payah ini dibuat dan diselesaikan.
Sedih kalau cuma numpuk nganggur di lemari. Padahal waktu, tenaga, materi sudah
tak terhitung keluar dalam menemani proses penyelesaian tugas akhir ini.
Siapa bilang nggak kepake? Memang sih kepake
buat referensi adik-adik kelas mahasiswa kelak. Ngebantu mereka dalam menemukan
referensi, data dan lain sebagainya. Tapi masa iya sih hanya sebatas itu?
berputar hanya disekitar situ. Mbok ya gahul dikit gitu, misal bisa jadi referensi
penelitian tingkat provinsi, nasional bahkan internasional gitu. Bisa jadi
solusi pemecahan masalah tertentu. Kendalanya salah satunya selain memang ilmu
pribadi masih sangat cetek sekali, udah seusia ini masih saja bergelut pada
masalah remeh temeh, esensi sebuah hidup dan segala pemikiran yang suka aneh
berseliweran di otak.
Malu hati
rasanya kalau hanya berkutat disitu-situ ajah. Padahal rasa deg-degannya itu
memiliki getaran skala ricther yang dahsyat di jantung. Bahkan sampai nggak
bisa tidur dan nggak enak makan di
detik-detik menjelang ujian sidangnya. Menghadapi penguji dengan aneka ragam
karakter dan pertanyaan yang kadang suka bikin blank duluan sebelum
dijawab. Ya akibat grogi sih, tapi kalau pede dan menguasai materi oke-oke
saja.
Maka dari
itu, pengen rasanya ada perubahan. Mendobrak kebiasaan yang melekat dan
terlanjur berkarat ini pada tugas akhir. Dimana hanya sekedar penyelasain tugas
kampus untuk memperoleh ijazah. Sekedar penggugur kewajiban tanpa ada implikasi
dan aplikasi nyata di lapangan. Sekedar pemenuh rak di perpustakaan, lalu
dibanting-banting dan berdebu karena menganggur tak ada yang merapihkan di
gudang saja diam dengan setia. Kan nggak banget kalau terus menerus kaya gini.
Males dan nggak ada kemajuannya. Jalan di tempat ajah gitu? Iihhh, kalau ceritanya
kayak gini mending bisnis komersil ajah. Jelas untungnya, jelas ruginya. Tanpa
perlu berkutat membuka buku, mencantumkan catatan kaki, mencari teori, seminar
proposal, bimbingan sama dosen dan segala printilan lain-lainya.
Jadi pada
intinya harus ada perubahan nyata di depan. Tak elok Cuma begitu-begitu saja. Datar
tak bergelombang, seperti durian tak ada durinya. Maka buat saja perubahan itu
menjadi nyata, jangan biarkan air mengalir pada datar saja. Biarkan ia terjun
bebas, melewati arus dan batu besar. Kalau sakit, ya biar saja. Biar belajar,
lalu berpikir dan berpikir agar bertemu jalan perbaikannya dan meningkat
kemampuan juga kualitasnya.
Aduh ojan, berubah dan perubahan itu nggak
mudah loh. Pasti akan lebih berat dan menegangkan cerita di dalamnya. Tapi kan
memang ada harga, juga ada kualitas. Beda loh antara sepatu murah dan sepatu
mahal. Makanya nggak semua orang mau
berubah dan mengubah yang kurang menjadi lebih, yang jelek menjadi bagus.
Pengorbananya ituh nggak gampang. Pasti akan lebih banyak cucuran keringat dan
darah di sana. Udah siap? Yakin bisa melewatinya? Yakin bisa selesai?. Ya kalau
belum dicoba mana tahu. Hidup yang tak pernah dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar