Senin, 13 Oktober 2014

BUNGA KERTAS



Bahagia itu katanya sederhana. Tapi tak semua kesederhanaan bisa membuat bahagia. Karena buktinya orang miskin tak mau berlama-lama dan betah pada kemiskinan yang memaksa mereka untuk hidup sederhana dan serba pas-pasan.

Tapi bukan berarti bahagia itu sebatas hanya pada memiliki materi. Karena yang memiliki materi saja kadang merasa menderita karena takut juga was-was hartanya hilang dirampok atau raib disita KPK.

Maka bagiku saat ini bahagia itu adalah melihat bunga kertas (bougenvil) di samping rumah bisa berbunga. Karena sudah lama sekali ia hanya berbatang dan berdaun hijau, lengkap dengan duri yang panjang di setiap batang pohonnya. Sampai kemudian dia layu tak ada gairahnya, akibat dari lalaiku yang sering sok sibuk sampai lupa mengobati hausnya. Entah sudah berapa minggu yang ia lewati tanpa guyuran air segar.

Bunga kertas di samping rumah ini tumbuh di atas pot besar dan bukan di atas tanah langsung yang bersentuhan dengan bumi. Maka akibatnya gerak dia pun agak terbatas dan terhambat dalam mendapatkan zat hara yang dibutuhkanya untuk terus tumbuh. Jadinya ia pun sering layu dan mudah lesu jika sehari saja tak disiram.

Akibat sok sibuknya diri yang lalai ini, sampai lalu mengabaikannya hingga ia terus saja melayu. Daunnya  lemah, batangnya layu, rantingnya rapuh, tanahnya kering, akarnya gersang. Ahh, betapa mirisnya aku saat ke samping rumah untuk mengambil handuk, lalu tak sengaja melihat dia yang lusuh karena telah terabaikan dan terlupakan.

Maka kini setiap pagi menjelang, kuambil air seteko untuk memenuhi dahaganya. Agar mampu tetap bertahan saat sinar matahari menghantamnya seharian. Sambil kuusap batang daunnya lalu sedikit berbisik padanya “Teruslah bertumbuh lalu berbungalah yang indah. Berilah tahu padaku bahwa kau mampu merasakan hadirku, dengan memunculkan kelopak bunga kertasmu. Jika tak bisa hari ini, esok, lusa, minggu depan bahkan bulan depan juga tak apa-apa…”

Dan tak lama kemudian, saat sore hari menjelang. Kutemui ia dengan penampilan yang berbeda. Bunga kertasku telah menampakkan indahnya. Banyak kelopak bunga di ujung batang-batangnya. Dengan warna orange dipadu jingga tampilannya kini sungguh menawan hati. Senyumku mengembang melihatnya kini, ia telah memberikan tahu dan tanda bahwa benar ia merasakan hadirku setiap  pagi.

Ahh, indahnya bunga kertas ini, kau memang tak bermulut sampai lalu bisa berbicara. Tapi aku tahu kau adalah mahluk hidup yang bernyawa dan bisa merasakan semua yang ada di sekitarmu. Maka ucapan terimakasihku pun kurasa tak mampu memenuhi  dan membalas semua karuniaNya padamu. Jadi baiknya tetap saja berusaha untuk rutin memelihara lalu merawatnya, karena secara tak langsung indahnya bunga kertas ini, bisa menjadi salah satu penghiburku dikala nanti bosan datang menghampiri.

Tidak ada komentar: