Sabtu, 29 Maret 2014

Kata SBY tentang JOMBLO



Seharian ini Bang Z (ceritanya disensor) yang jomblo keki ditemani SBY (ini singkatan lain loh bukan bapak Negara seribu pulau itu… ) hehee...

Ada sepasang pemuda pemudi bergandengan tangan. Olah raga pagi bareng, pengantin baru kayanya.  
 Sok Banget Ya”

Dari kejauhan mereka terlihat romantis sekali, mata yang melihat jadi mupeng dibuatnya.
Sesuatu Banget Ya”

Kenapa sih kalau yang baik dapatnya yang baik juga.
Selalu Begitu Ya

Udah istrinya cantik, suaminya tampan, soleh dan solehah lagi.
Sempurna Banget Ya”

Eitss zaman sekarang jangan tampang bukan jaminan. Wajah pas-pasan jangan sedih, karena yang penting iman dan hatinya.
Sekarang Begitu Ya”

Makanya kalau mau dapat yang baik agama, akhlak dan masa depannya. Perbaiki kualitas diri. 
Selagi Bisa Yuk”

Sudah Memperbaiki diri dan memberanikan diri yang dituju ternyata bukan jodohnya. Nama si dia bersanding dengan orang lain di undangan. Dengan berat hati berucap,
Selamat Buat You”

Sebenarnya ikhlas-ikhlas saja sih dengan kenyataan tapi miris dan kesal sendiri. Karena dia tak menjadi pilihannya. Karena ternyata niat memperbaiki diri bukan karena illahi Rabbi. Jadinya khilaf dan tak sadarkan diri,
Sombong Banget You”

Menjelang malam Bang Z mengantuk karena memendam keki di hati. Di atas kasur ia pun bergumam sendri pada bantal guling di sampingnya. Sambil menepuk-nepuk si bantal,
Selamat Bobo Yeaaa…”


#KekiNihYee :p
Perbaiki Niat, luruskan niat semua karena Allah SWT.  

Senin, 24 Maret 2014

Waktu

Aku menyukai pagi
Matahari cerah awali hari

Suara kokok ayam merdui hati
Beritahu diri nikmatNya tak pernah henti

Aku mencintai siang
Sinar terang sang mentari
Beri tanda diri tak berarti
Sedikit menyengat memang
Namun ada banyak guna darinya


Aku mengagumi sore
Temaram senja dengan guratan indah warna jingga dari mentari
Basahi jiwa yang tengah menanti, memberi senyum dan tenang penuh sadar diri

Aku merindukan malam
Dengan tebaran kebesaranNya
Kerlip bintang di tengah gelapnya langit, terasa indah tak berkesudahan
Dengan terang cahaya bulan yang selalu saja membawa aroma haru keagungan ciptaanNya
Menjadi tanda akan hadirnya pergantian  WAKTU

Akankah sama di esok hari, MENJADI BAIK ATAU MERUGI LAGI?

Sabtu, 22 Maret 2014

Cerita Pagi

Maukah kau kuceritakan kisahku pagi ini?

Ada banyak ketulusan yang baru kusadari kini. Sosoknya yang biasa keras dan menyebalkan kini begitu lembut. Ia menceritakan kisah masa lalunya yang keras, mulai dari sekolah yang putus sambung karena tak ada uang, tawaran untuk mencari uang menjadi tukang minyak keliling, kesehariannya menjadi kuli bangunan untuk pembangunan tiang listrik, yang membuat bajunya kotor dan terlihat miskin.

Ini menjadi titik awal keinginannya untuk sekolah, hanya ingin memakai baju BERSIH. Tak belepot noda tanah dan debu yang kotor. Ia ingin terlihat rapi, bersih dan tak lagi kumuh. Selain itu ia pun tak melihat masa depan dengan menjadi kuli bangunan. Hal inilah yang membuat niatnya semakin besar untuk bisa sekolah. Hingga akhirnya ia bisa sekolah dan tersenyum bangga, di tengah teman-temannya yang masih menjadi kuli bangunan.

Sempat terputus sekolah karena uang tak ada, bapaknya menawarinya untuk berjualan minyak keliling, tak usah buang waktu untuk sekolah. Namun tak diiyakannya dan sekolah harus tetap dilanjutkan. Satu hal yang kusadari saat itu, ia ingin mengajariku arti perjuangan. Bahwa keinginan dan cita-cita harus diperjuangkan, seberapapun berat tantangan yang datang. Bahwa mimpimu kan menjadi nyata jika kau mau bekerja keras.

Setelah itu, ia mengajakku ke makam bapaknya. Banyak rumput liar di sana, ia pun memintaku menyabutnya agar terlihat bersih. Ada doa yang dipanjatkan. Bahkan sedikit bercanda mengenalkanku pada raga di dalam tanah yang tak lagi bernyawa. Untaian doanya buatku tak sanggup menahan tangis, bahkan ia sempat bercengkrama seolah-olah sedang berbicara dengan orang hidup menanyai kabar sang ahli kubur.

Setelah itu, ia berpindah ke makam lain. makam sahabatnya di tempatnya mengajar dulu. Beliau meninggal di masjid setelah pulang mengajar. Bertambahlah air mataku membanjiri, ia mengusap nisan kayu itu dengan lembut. Sesekali mencabuti rumput liar, lalu lantunan doa ia panjatkan sambil sedikit membuka pembicaraan. "Hai sahabat, apa kabarmu di sana? mungkin tak lama aku akan menyusulmu di tempat keabadian". Haruku semakin menjadi. Kembali ia mengusap nisan bertuliskan JAUHARUDIN itu dengan pelan, terasa sekali ada rindu mendalam yang ia pendam dan terurai lewat doa dan kata pagi itu.

Sesungguhnya ia tengah mengajariku tentang hidup, ada maut yang kan datang kapan saja. Seolah-olah ia mengajari dan sedang berbicara padaku bahwa suksesmu kutunggu kini, kuingin melihatmu mandiri sebelum tubuhku kaku dan kembali padaNya. Berkumpul dengan bapak dan sahabatku di alam abadi sana. Ku ingin bisa melihatmu bahagia dan mandiri. Ku ingin masih bisa melihat perjalanan hidupmu.

Ia adalah  ayahku tercinta yang sering kali manja, namun pagi ini Allah memperlihatkan ketulusan dan kelembutan hatinya di balik raganya yang tinggi besar, tersembunyi kebaikan hati dan cinta yang tulus untuk anak-anaknya. :'). 

Kamis, 20 Maret 2014

Terlalu Banyak





Terlalu banyak nikmat yang seharusnya bisa disyukuri
Tapi terlalu banyak lupa yang sering terjadi
Terlalu banyak pinta yang sering dipanjatkan
Tapi terlalu banyak lalai yang sering dilakukan
Terlalu banyak janji yang sering diungkap
Tapi terlalu banyak dusta yang sering diucap
Terlalu banyak tawa yang tersunggingkan
Tapi terlalu banyak sedih penuh kepura-puraan
Terlalu banyak pujian yang diharapkan
Tapi terlalu banyak hinaan yang terucap
Terlalu memang hingga semua samar
Tak hitam tak putih tapi abu-abu
Tercampur tak terpisah hingga nurani hati beku membiru

Rabu, 19 Maret 2014

Berbagi tanpa diminta



Hidup adalah tentang berbagi
Berbagi apa yang sudah kau miliki dan punyai
Sedikit banyak, besar kecil
Berbagi tanpa dipinta
Bahkan berbagi tanpa disuruh

Tapi berbagi dari hati
Sebarapa jauh pekamu akan sekitar
Sebarapa dekat kau bisa rasakan kelebat empatimu pada sekitar
Hanya melintas di hati
Atau hanya terbesit di pikiran
Tak ada nyata yang kau buat
Membiarkannya berlalu tanpa dibuat ada
Membiarkannya terbawa angin berharap ada orang lain yang lakui

Berbagi tentang banyak hal
Materi, tenaga, ilmu, pengetahuan, kebaikan, nasihat bahkan senyuman
Semua jika dari hati kan sampai pula ke hati
Bahkan senyuman dari hati yang tulus bisa terus terbanyang indah walau sekejap
Belum bisa berbagi banyak, bagilah sedikit
Belum bisa memberi materi berilah tenaga

Tidak ada waktu yang bisa diberi bagilah materi
Tak ada materi bahkan tenaga apalagi pikiran maka buatlah orang disekitarmu mengerti bahwa ada Maha pemberi yang kan membalas semua kebaikanmu walau sebiji dzarrah

Memberi tentang banyak cara bukan sekedar berkoar
Memberi yang dari hati, sebagai wujud nyata bahwa kau ada di dunia, tak sia-sia apalagi percuma
Kau ada untuk berbagi dan memberi bukan memiliki atau mempunyai sendiri  sampai TAK TAHU DIRI

Selasa, 18 Maret 2014

Yang terabaikan




Apa itu abai? Tak peduli, acuh, tak mau tahu atau masa bodo?

Seberapa banyak kita sering abai? Pada hal besar atau hal-hal kecil? Pada orang terdekat apalagi tetangga atau orang sekitar?

Hari ini ku temui abai, saat tak sengaja membuka pintu belakang rumah untuk mencari sesuatu. Menoleh kanan kiri tak juga ditemukan barang yang hendak dicari. 

Tiba-tiba saja mata menangkap suatu di pojok tembok. Ada sebaris tanaman hias di sana. Sekitar enam pot tanaman. Penampilannya tak biasa, ia tak lagi segar kini. Justru layu dengan daun telah banyak yang menguning. 

Tampak lusuh dan TERABAIKAN.
Maka mendekatlah aku, mengajaknya bicara dan menyentuh daunnya yang telah layu.

“Kau lapar? Haus? Maafkan aku yang lupa dan abai akan hadirmu di sekitarku” . Sengaja memang ku ajak bicara, karena kutahu ia mahluk hidup, sama seperti binatang lainnya. Maka tanaman ini pun bisa merasa dan senang jika diperhatikan.

Sesegera mungkin kuambil air seember besar dan menyiram satu persatu tanaman-tanaman hias ini. Tak sadar kalau memang sudah dua minggu ini tak turun hujan, pantas mereka menjadi kering dan gersang. Maka kusiram mereka dengan air, agar kenyang dan hilang haus dahaganya. 

Berharap mereka bisa kembali segar dan tak lagi layu. Kembali memperlihatkan keelokannya akan daun yng menghijau dengan bunga berwarna yang mengagumkan. 

Tengoklah sekitar kita, adakah ABAI yang kau biarkan berlalu berkelebat.
Tanpa kau sadari keberadaannya dan telah tersakiti karena telah TERABAIKAN??